Perbedaan antara stres dan depresi seringkali membuat banyak orang bingung. Keduanya memang seringkali dianggap sama, padahal sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup signifikan. Mengetahui perbedaan antara stres dan depresi sangat penting agar kita bisa mengelola kondisi kesehatan mental dengan benar.
Pertama-tama, mari kita bahas mengenai stres. Stres biasanya merupakan reaksi tubuh terhadap tekanan fisik atau emosional yang dialami seseorang. Dr. Kelly McGonigal, seorang psikolog dari Stanford University, mengatakan bahwa stres sebenarnya bukanlah sesuatu yang selalu buruk. “Stres adalah respons alami tubuh terhadap tantangan atau ancaman. Namun, jika stres tidak diatasi dengan baik, maka bisa berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan,” ujarnya.
Sementara itu, depresi adalah kondisi mental yang jauh lebih serius dibanding stres. Depresi biasanya ditandai dengan perasaan sedih yang mendalam, kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya menyenangkan, gangguan tidur, kelelahan yang berlebihan, dan bahkan pikiran untuk melakukan tindakan bunuh diri. Menurut Dr. Ananya Mandal, seorang dokter medis, depresi adalah gangguan suasana hati yang berlangsung lebih dari dua minggu.
Dalam sebuah wawancara dengan Prof. John Grohol, seorang psikolog klinis, ia menjelaskan bahwa perbedaan utama antara stres dan depresi terletak pada lamanya gejala yang dialami seseorang. “Stres biasanya bersifat sementara dan akan hilang setelah pemicu stres tersebut berlalu. Sementara depresi bersifat lebih kronis dan memerlukan penanganan yang lebih intensif,” ujarnya.
Jadi, jangan anggap remeh perbedaan antara stres dan depresi. Jika kamu merasa terus-menerus merasa sedih, kehilangan minat dalam aktivitas sehari-hari, atau merasa terjebak dalam perasaan putus asa, segera konsultasikan dengan ahli kesehatan mental. Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik kita. Jangan ragu untuk mencari bantuan jika memang diperlukan. Semoga artikel ini bisa membantu kita lebih memahami perbedaan antara stres dan depresi.