Tips Menjaga Kesehatan Jangka Panjang untuk Hidup Lebih Berkualitas


Hidup sehat adalah keinginan semua orang, tapi seringkali kita lupa bahwa menjaga kesehatan bukanlah sesuatu yang bisa dilakukan dalam semalam. Kesehatan jangka panjang memerlukan komitmen dan kesadaran untuk menjaga gaya hidup sehat setiap hari. Nah, kali ini kita akan membahas tentang tips menjaga kesehatan jangka panjang untuk hidup lebih berkualitas.

Pertama-tama, penting untuk menjaga pola makan yang seimbang dan sehat. Dr. Widya, seorang ahli gizi, menyarankan agar kita mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi dan rendah akan lemak jenuh. “Makanan sehat adalah kunci untuk menjaga kesehatan jangka panjang. Pastikan Anda mengonsumsi buah-buahan, sayuran, protein sehat, dan karbohidrat kompleks setiap hari,” ujarnya.

Selain itu, penting juga untuk rutin berolahraga. Menurut Prof. Agus, seorang ahli olahraga, berolahraga secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jantung, mengontrol berat badan, dan meningkatkan kualitas tidur. “Jangan malas untuk bergerak, minimal 30 menit setiap hari sudah cukup untuk menjaga kesehatan jangka panjang Anda,” tambahnya.

Selain itu, jangan lupa untuk menjaga kesehatan mental Anda. Psikolog Lisa menekankan pentingnya mengelola stres dan merawat kesehatan mental. “Kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Luangkan waktu untuk beristirahat, meditasi, atau melakukan hobi yang Anda sukai untuk menjaga kesehatan mental Anda,” katanya.

Tak kalah pentingnya adalah menjaga pola tidur yang teratur. Prof. Bambang, seorang pakar tidur, mengatakan bahwa kurang tidur dapat berdampak buruk pada kesehatan jangka panjang. “Usahakan untuk tidur minimal 7-8 jam setiap malam agar tubuh Anda mendapatkan istirahat yang cukup untuk memulihkan diri,” jelasnya.

Terakhir, jangan lupa untuk melakukan pemeriksaan kesehatan rutin. Dr. Anita, seorang dokter spesialis, menekankan pentingnya melakukan pemeriksaan kesehatan secara berkala untuk mendeteksi penyakit lebih dini. “Pemeriksaan kesehatan rutin dapat membantu mencegah penyakit dan memastikan Anda tetap sehat dalam jangka panjang,” ujarnya.

Dengan menerapkan tips menjaga kesehatan jangka panjang ini, Anda dapat hidup lebih berkualitas dan menikmati kehidupan dengan lebih baik. Ingatlah bahwa kesehatan adalah investasi terbaik untuk masa depan Anda. Jadi, mulailah sekarang untuk merawat kesehatan Anda agar dapat menikmati hidup yang lebih baik di masa depan. Semoga bermanfaat!

Bagaimana Menangani Stres Kerja dan Menjaga Kesehatan Mental di Tempat Kerja


Stres kerja adalah hal yang umum terjadi di tempat kerja. Bagaimana cara mengatasinya dan tetap menjaga kesehatan mental? Pertanyaan ini seringkali muncul di benak para pekerja yang merasa tertekan dengan tuntutan pekerjaan mereka.

Menurut ahli kesehatan mental, stres kerja dapat berdampak negatif pada kesehatan fisik dan mental seseorang. Dr. John Grohol, seorang psikolog klinis, mengatakan bahwa “stres kerja yang tidak ditangani dengan baik dapat menyebabkan gangguan tidur, depresi, dan bahkan penyakit fisik seperti tekanan darah tinggi.”

Terkait dengan bagaimana cara mengatasi stres kerja, Profesor Jane Dutton, seorang pakar manajemen di University of Michigan, menyarankan untuk mengidentifikasi sumber stres dan mencari solusi yang tepat. “Komunikasi yang baik dengan atasan dan rekan kerja juga dapat membantu mengurangi stres kerja,” tambahnya.

Selain itu, menjaga kesehatan mental di tempat kerja juga merupakan hal yang penting. Dr. Elizabeth Scott, seorang psikolog klinis, menekankan pentingnya self-care dalam menjaga kesehatan mental. “Melakukan aktivitas yang menyenangkan di luar jam kerja, seperti olahraga atau meditasi, dapat membantu mengurangi stres dan menjaga keseimbangan mental,” katanya.

Menurut survei yang dilakukan oleh American Psychological Association, 61% pekerja merasa stres dengan tuntutan pekerjaan mereka. Oleh karena itu, penting bagi perusahaan untuk menciptakan lingkungan kerja yang mendukung kesehatan mental karyawan.

Dalam menghadapi stres kerja, penting untuk diingat bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik. Dengan mengidentifikasi sumber stres, berkomunikasi dengan baik, dan melakukan self-care, kita dapat mengatasi stres kerja dan menjaga kesehatan mental di tempat kerja. Sebuah lingkungan kerja yang sehat dan suportif akan memberikan dampak positif bagi semua pihak.

Kebiasaan Buruk yang Harus Dihindari untuk Kesehatan Tubuh


Kebiasaan buruk yang harus dihindari untuk kesehatan tubuh sangat penting untuk diperhatikan. Kita seringkali tidak menyadari bahwa kebiasaan-kebiasaan kecil yang kita lakukan setiap hari dapat berdampak besar pada kesehatan tubuh kita.

Salah satu kebiasaan buruk yang harus dihindari adalah merokok. Menurut dr. Renata, seorang dokter spesialis paru, merokok dapat menyebabkan berbagai penyakit serius seperti kanker paru-paru dan penyakit jantung. “Merokok juga dapat merusak sistem pernapasan dan menyebabkan gangguan pada saluran pernapasan,” ujarnya.

Selain merokok, kebiasaan buruk lain yang harus dihindari adalah konsumsi makanan cepat saji yang tinggi lemak dan gula. Menurut ahli gizi, Sarah Smith, makanan cepat saji mengandung banyak lemak jenuh dan gula tambahan yang dapat menyebabkan obesitas dan berbagai penyakit metabolik. “Sebaiknya hindari konsumsi makanan cepat saji dan lebih memilih makanan yang sehat dan bergizi,” sarannya.

Tidak hanya merokok dan konsumsi makanan tidak sehat, kebiasaan buruk lain yang harus dihindari adalah kurang olahraga. Menurut Prof. John, seorang ahli kesehatan, kurang olahraga dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan diabetes. “Olahraga sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh dan meningkatkan fungsi organ-organ tubuh,” katanya.

Selain itu, kebiasaan buruk lain yang harus dihindari adalah kurang tidur. Menurut dr. Lisa, seorang pakar tidur, kurang tidur dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan seperti gangguan mood, penurunan sistem kekebalan tubuh, dan risiko penyakit kronis. “Usahakan untuk tidur minimal 7-8 jam setiap malam agar tubuh dapat pulih dan berfungsi dengan baik,” ucapnya.

Dengan menghindari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut, kita dapat menjaga kesehatan tubuh dan mengurangi risiko terkena penyakit. Jadi, mulailah mengubah kebiasaan buruk tersebut menjadi kebiasaan yang lebih sehat untuk kesehatan tubuh yang lebih baik.

Penyakit-Penyakit Akibat Lingkungan dan Cara Mengatasinya


Penyakit-Penyakit Akibat Lingkungan dan Cara Mengatasinya

Apakah kamu sering merasa tidak sehat tanpa sebab yang jelas? Mungkin saja kamu sedang mengalami penyakit-penyakit akibat lingkungan. Penyakit-penyakit ini disebabkan oleh paparan polusi udara, air, tanah, serta faktor lingkungan lainnya yang dapat membahayakan kesehatan kita.

Menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, polusi udara merupakan salah satu penyebab utama penyakit-penyakit akibat lingkungan. Dr. Bambang Hero Saharjo, seorang pakar lingkungan dari IPB University, mengatakan bahwa polusi udara dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan seperti gangguan pernapasan, penyakit jantung, bahkan kanker.

Selain polusi udara, polusi air juga merupakan faktor penting dalam menyebabkan penyakit-penyakit akibat lingkungan. Dr. Ratna Djuwita, seorang ahli mikrobiologi dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa polusi air dapat mengakibatkan penyakit diare, tifus, dan hepatitis.

Lantas, bagaimana cara mengatasi penyakit-penyakit akibat lingkungan ini? Menurut Dr. Bambang Hero Saharjo, salah satu cara yang bisa dilakukan adalah dengan mengurangi penggunaan kendaraan bermotor yang menghasilkan gas buang berbahaya. Selain itu, kita juga perlu menjaga kebersihan lingkungan sekitar, seperti mengurangi sampah plastik yang dapat mencemari air dan tanah.

Dr. Ratna Djuwita menambahkan bahwa penting untuk menyaring air sebelum mengonsumsinya, terutama jika air tersebut berasal dari sumur atau sungai yang terpapar polusi. Memasang filter air dan rutin membersihkannya juga dapat membantu mengurangi risiko terkena penyakit akibat polusi air.

Dengan kesadaran akan pentingnya menjaga lingkungan hidup, kita dapat mencegah penyakit-penyakit akibat lingkungan dan menciptakan lingkungan yang sehat bagi generasi mendatang. Seperti yang dikatakan oleh Mahatma Gandhi, “Kesehatan adalah aset paling berharga dalam hidup. Jaga lingkungan, jaga kesehatanmu.” Semoga artikel ini bermanfaat bagi kita semua.

Mitos dan Fakta tentang Kesehatan Anak Muda


Mitos dan fakta tentang kesehatan anak muda selalu menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Ada begitu banyak informasi yang tersebar di masyarakat, namun tidak semuanya benar. Karena itu, penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara mitos dan fakta tentang kesehatan anak muda.

Salah satu mitos yang sering kita dengar adalah bahwa anak muda tidak perlu khawatir tentang kesehatan mereka karena tubuh mereka masih kuat dan sehat. Namun, hal ini tidak sepenuhnya benar. Menurut dr. Adhitya Sofyan, Sp.KJ, dari Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang, “Anak muda seharusnya tetap memperhatikan pola makan dan olahraga yang sehat untuk menjaga kesehatan mereka di masa depan.”

Selain itu, mitos lain yang perlu dipecahkan adalah bahwa anak muda tidak rentan terhadap masalah kesehatan mental. Padahal, menurut dr. Adhitya, “Anak muda justru rentan mengalami masalah kesehatan mental seperti depresi dan kecemasan. Penting bagi mereka untuk menjaga kesehatan mental mereka dengan cara berbicara dengan orang terdekat atau mengunjungi psikolog jika diperlukan.”

Di sisi lain, fakta yang perlu disadari adalah pentingnya tidur yang cukup bagi kesehatan anak muda. Menurut dr. Lala, Sp.KK, dari RSUD Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto, “Anak muda membutuhkan 7-9 jam tidur setiap malam untuk menjaga kesehatan tubuh dan pikiran mereka. Kurang tidur dapat berdampak buruk pada kesehatan secara keseluruhan.”

Selain itu, fakta lain yang tidak boleh diabaikan adalah pentingnya pola makan sehat bagi anak muda. Menurut dr. Ratna, Sp.GK, dari RSUD Kardinah Purwokerto, “Anak muda sebaiknya mengonsumsi makanan yang kaya akan nutrisi seperti sayur-sayuran, buah-buahan, dan protein untuk menjaga kesehatan tubuh mereka.”

Dengan memahami perbedaan antara mitos dan fakta tentang kesehatan anak muda, kita dapat lebih bijaksana dalam menjaga kesehatan diri sendiri dan orang-orang di sekitar kita. Jangan percaya begitu saja pada informasi yang tidak jelas sumbernya, selalu cari tahu lebih lanjut dan konsultasikan dengan ahli kesehatan jika perlu. Kesehatan adalah investasi terbaik yang bisa kita berikan untuk masa depan yang lebih baik.

Mengatasi Stigma Kesehatan Mental di Masyarakat Indonesia


Stigma kesehatan mental masih menjadi masalah serius di masyarakat Indonesia. Banyak orang yang mengalami masalah kesehatan mental merasa malu atau takut untuk mencari bantuan. Padahal, mengatasi stigma kesehatan mental sangat penting untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Menurut dr. Andri, seorang psikiater terkemuka, stigma kesehatan mental dapat menghambat proses penyembuhan dan pemulihan penderita. “Banyak pasien yang terlambat mencari pertolongan karena takut dicap sebagai orang gila atau tidak normal,” ujarnya.

Untuk mengatasi stigma kesehatan mental di masyarakat Indonesia, langkah-langkah konkret perlu dilakukan. Salah satunya adalah edukasi masyarakat tentang pentingnya kesehatan mental dan perlunya dukungan bagi mereka yang mengalami gangguan tersebut.

Menurut Prof. Budi, seorang ahli psikologi, pendekatan secara komprehensif perlu dilakukan untuk mengubah pandangan masyarakat terhadap kesehatan mental. “Kita perlu membangun kesadaran bahwa kesehatan mental sama pentingnya dengan kesehatan fisik,” katanya.

Selain itu, peran media juga sangat penting dalam menghilangkan stigma kesehatan mental. Dengan memberikan informasi yang akurat dan tidak menimbulkan stigma negatif, masyarakat dapat lebih terbuka dan peduli terhadap masalah kesehatan mental.

Menurut dr. Dian, seorang aktivis kesehatan mental, perlu adanya kerjasama antara pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat umum untuk mengatasi stigma kesehatan mental. “Kita semua memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang inklusif bagi mereka yang mengalami gangguan kesehatan mental,” ucapnya.

Dengan langkah-langkah konkret dan kerjasama yang baik, diharapkan stigma kesehatan mental di masyarakat Indonesia dapat diminimalisir. Sehingga, setiap individu dapat mendapatkan perlakuan yang layak dan dukungan yang memadai dalam menghadapi masalah kesehatan mental. Semoga kita semua dapat bersama-sama mengatasi stigma kesehatan mental untuk menciptakan masyarakat yang lebih sehat dan peduli.

Bahaya Gadget bagi Kesehatan Anak


Gadget atau teknologi digital telah menjadi bagian penting dalam kehidupan sehari-hari kita. Namun, tahukah Anda bahwa penggunaan gadget dapat membawa bahaya bagi kesehatan anak-anak? Ya, bahaya gadget bagi kesehatan anak memang nyata dan perlu mendapatkan perhatian serius.

Menurut dr. Adhiatma Gunawan, seorang dokter spesialis anak, penggunaan gadget yang berlebihan dapat berdampak buruk bagi kesehatan anak. “Anak-anak yang terlalu sering menggunakan gadget cenderung kurang bergerak, sehingga berisiko mengalami obesitas dan masalah kesehatan lainnya,” ungkap dr. Adhiatma.

Selain itu, paparan sinar biru yang dipancarkan oleh layar gadget juga dapat menyebabkan gangguan tidur pada anak-anak. Prof. Dr. Soegeng Soegijanto, seorang ahli kesehatan anak dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa paparan sinar biru dapat mengganggu produksi hormon melatonin yang berperan dalam mengatur siklus tidur.

Tak hanya itu, penggunaan gadget yang berlebihan juga dapat menyebabkan gangguan pada penglihatan anak. “Anak-anak yang terlalu sering menatap layar gadget berisiko mengalami gangguan penglihatan seperti mata kering, mata lelah, dan bahkan miopia,” tambah Prof. Soegeng.

Untuk itu, penting bagi orangtua untuk membatasi penggunaan gadget anak-anak. Menurut American Academy of Pediatrics, anak usia 2-5 tahun sebaiknya tidak menggunakan gadget lebih dari 1 jam sehari, sedangkan anak usia 6 tahun ke atas sebaiknya tidak menggunakan gadget lebih dari 2 jam sehari.

Jadi, mari kita bersama-sama menjaga kesehatan anak-anak dengan membatasi penggunaan gadget dan memberikan mereka waktu untuk bermain di luar ruangan dan berinteraksi secara langsung dengan lingkungan sekitar. Bahaya gadget bagi kesehatan anak memang nyata, namun dengan kesadaran dan tindakan yang tepat, kita dapat mencegah dampak negatifnya.

Reformasi Birokrasi dan Politik Pemerintahan di Indonesia


Reformasi birokrasi dan politik pemerintahan di Indonesia merupakan sebuah langkah penting yang harus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan mengurangi korupsi di dalam sistem pemerintahan. Sejak era reformasi dimulai pada tahun 1998, upaya untuk melakukan reformasi birokrasi dan politik pemerintahan terus dilakukan, meskipun masih banyak kendala yang dihadapi.

Menurut Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB), Tjahjo Kumolo, reformasi birokrasi merupakan salah satu upaya untuk menciptakan birokrasi yang bersih, efektif, dan efisien. Dalam sebuah wawancara, Beliau mengatakan bahwa “Reformasi birokrasi adalah sebuah proses panjang yang membutuhkan komitmen dan kerja keras dari seluruh pihak terkait.”

Namun, reformasi birokrasi tidak bisa dipisahkan dari reformasi politik pemerintahan. Menurut Direktur Eksekutif Indonesia Corruption Watch (ICW), Adnan Topan Husodo, “Reformasi birokrasi dan politik pemerintahan harus dilakukan secara bersamaan agar dapat menciptakan sistem pemerintahan yang bersih dan transparan.” Upaya untuk melakukan reformasi politik pemerintahan juga telah dilakukan melalui berbagai regulasi dan kebijakan, seperti Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara.

Meskipun demikian, masih banyak hambatan yang dihadapi dalam upaya reformasi birokrasi dan politik pemerintahan di Indonesia. Salah satu hambatan utama adalah resistensi dari kalangan birokrat dan politisi yang masih terbiasa dengan praktik korupsi dan nepotisme. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Transparency International Indonesia, “Masih banyak pejabat pemerintah yang lebih memilih untuk mempertahankan kekuasaan dan kepentingan pribadi daripada memperbaiki sistem pemerintahan yang ada.”

Untuk itu, diperlukan komitmen yang kuat dari seluruh pihak terkait, baik dari pemerintah, masyarakat, maupun lembaga swadaya masyarakat, untuk terus mendorong dan mengawasi proses reformasi birokrasi dan politik pemerintahan di Indonesia. Seperti yang dikatakan oleh Presiden Joko Widodo, “Reformasi birokrasi dan politik pemerintahan adalah tugas bersama kita semua untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, transparan, dan akuntabel.”

Dengan adanya komitmen yang kuat dan kerja sama yang baik antara semua pihak terkait, diharapkan reformasi birokrasi dan politik pemerintahan di Indonesia dapat terus berjalan dan memberikan manfaat yang besar bagi kemajuan negara ini. Sebagai masyarakat, mari kita turut serta dalam mengawasi dan mendukung proses reformasi ini, agar Indonesia dapat menjadi negara yang lebih baik dan lebih maju di masa depan.

Keunggulan dan Kelemahan Sekolah Kedokteran di Indonesia: Apa yang Perlu Diketahui


Sekolah kedokteran di Indonesia merupakan salah satu pilihan pendidikan yang diminati oleh banyak orang yang bercita-cita menjadi dokter. Namun, sebelum memutuskan untuk masuk ke salah satu sekolah kedokteran di Indonesia, penting untuk mengetahui keunggulan dan kelemahan yang dimiliki oleh setiap institusi tersebut.

Keunggulan merupakan hal-hal positif yang menjadi kelebihan dari suatu sekolah kedokteran. Salah satu keunggulan yang dimiliki oleh sekolah kedokteran di Indonesia adalah tenaga pengajar yang berkualitas. Menurut Prof. dr. dr. Ali Ghufron Mukti, Sp.PD-KEMD, “Tenaga pengajar yang berkualitas akan membantu mahasiswa dalam memahami ilmu kedokteran dengan lebih baik.”

Selain itu, fasilitas yang memadai juga menjadi salah satu keunggulan dari sekolah kedokteran di Indonesia. “Fasilitas yang lengkap akan membantu mahasiswa dalam mengembangkan keterampilan dan pengetahuan mereka dalam dunia kedokteran,” kata Prof. dr. dr. Budi Wiweko, Sp.OG(K), MPH.

Namun, di balik keunggulan tersebut, tentu saja terdapat kelemahan yang perlu diperhatikan. Salah satu kelemahan yang sering dihadapi oleh sekolah kedokteran di Indonesia adalah kurangnya dana untuk pengembangan fasilitas dan penelitian. Menurut dr. dr. Dicky L. Tahapary, M.Kes, “Kurangnya dana dapat membatasi kemampuan sekolah kedokteran dalam meningkatkan kualitas pendidikan dan penelitian.”

Selain itu, kurikulum yang kaku juga menjadi salah satu kelemahan dari beberapa sekolah kedokteran di Indonesia. Menurut dr. dr. Titis Sampurna, M.Sc, “Kurikulum yang kaku dapat membuat mahasiswa merasa terkekang dan sulit untuk mengembangkan minat dan bakat mereka dalam bidang kedokteran yang spesifik.”

Dengan mengetahui keunggulan dan kelemahan dari sekolah kedokteran di Indonesia, diharapkan calon mahasiswa dapat membuat keputusan yang tepat dalam memilih institusi pendidikan yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Sehingga, proses pendidikan kedokteran dapat berjalan dengan lancar dan memuaskan.

Perkembangan Kurikulum Pendidikan Dokter Gigi di Indonesia


Perkembangan kurikulum pendidikan dokter gigi di Indonesia terus mengalami perkembangan yang signifikan dalam beberapa tahun terakhir. Hal ini merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dokter gigi di Tanah Air agar dapat bersaing secara global.

Menurut Prof. Dr. drg. Bambang Irawan, M.Kes., Sp.Pros(K), Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, “Perkembangan kurikulum pendidikan dokter gigi di Indonesia harus mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi terkini. Hal ini penting agar lulusan dokter gigi dapat memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang terbaik kepada masyarakat.”

Salah satu perubahan besar dalam perkembangan kurikulum pendidikan dokter gigi di Indonesia adalah peningkatan porsi praktik langsung di klinik. Hal ini sejalan dengan pendapat Prof. Dr. drg. Ida Bagus Narmada, Sp.BM(K), Ketua Ikatan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pusat, yang menyatakan bahwa “Keterampilan klinis sangat penting dalam profesi dokter gigi, oleh karena itu peningkatan praktik langsung di klinik merupakan langkah positif dalam meningkatkan kompetensi lulusan dokter gigi.”

Selain itu, terdapat juga peningkatan dalam penerapan metode pembelajaran yang lebih interaktif dan kolaboratif, seperti pembelajaran berbasis masalah (PBL) dan pembelajaran berbasis proyek (PjBL). Hal ini dikemukakan oleh Prof. Dr. drg. Siti Sunarintyas, Sp.KG(K), Ketua Ikatan Program Pendidikan Dokter Gigi Indonesia (IPDGI), yang mengatakan bahwa “Metode pembelajaran yang interaktif dan kolaboratif dapat meningkatkan minat dan motivasi mahasiswa dalam belajar, sehingga dapat menghasilkan lulusan yang lebih kompeten.”

Dengan adanya perkembangan kurikulum pendidikan dokter gigi di Indonesia yang terus berkembang, diharapkan akan semakin banyak lulusan dokter gigi yang mampu memberikan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang berkualitas. Referensi:

1. Prof. Dr. drg. Bambang Irawan, M.Kes., Sp.Pros(K). Dekan Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia.

2. Prof. Dr. drg. Ida Bagus Narmada, Sp.BM(K). Ketua Ikatan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Pusat.

3. Prof. Dr. drg. Siti Sunarintyas, Sp.KG(K). Ketua Ikatan Program Pendidikan Dokter Gigi Indonesia (IPDGI).